“Allahumma tawwi umurana fi ta’atika wa ta’ati rasulika waj’alna min ibadikas salihina”

BAHAN PENGEMAS MAKANAN “PLASTIK”

BAHAN PENGEMAS MAKANAN “PLASTIK”

KEMASAN

    Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah, yaitu wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan dan wadah kedua atau wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan pangan. Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan perubahan lainnya. Selain itu, untuk wadah utama biasanya diperlukan syarat-syarat tertentu bergantung pada jenis makanannya, misalnya melindungi makanan dari kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemaknya, mencegah masuknya bau dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan atau benturan dan transparan (Winarno, 1983).

    Melindungi bahan pangan dari kontaminasi berarti melindunginya terhadap mikroorganisme dan kotoran serta terhadap gigitan serangga atau binatang pengerat lainnya. Melindungi kandungan airnya berarti bahwa makanan di dalamnya tidak boleh menyerap air dari atmosfer dan juga tidak boleh berkurang kadar airnya. Jadi wadahnya harus kedap air. Perlindungan terhadap bau dan gas dimaksudkan supaya bau atau gas yang tidak diinginkan tidak dapat masuk melalui wadah tersebut dan jangan sampai merembes keluar melalui wadah. Wadah yang rusak karena tekanan atau benturan dapat menyebabkan makanan di dalamnya juga rusak dalam arti berubah bentuknya (Winarno, 1983).

    Pengemasan komoditi hortikultura adalah suatu usaha menempatkan komoditi segar ke dalam suatu wadah yang memenuhi syarat sehingga mutunya tetap atau hanya mengalami sedikit penurunan pada saat diterima oleh konsumen akhir dengan nilai pasar yang tetap tinggi. Dengan pengemasan, komoditi dapat dilindungi dari kerusakan, benturan mekanis, fisik, kimia dan mikrobiologis selama pengangkutan, penyimpanan dan pemasaran (Sacharow dan Griffin, 1980).

    Pada bagian luar kemasan biasanya dilengkapi dengan etiket (label) dan hiasan (dekorasi) yang bertujuan untuk (Sacharow dan Griffin, 1980):

    • Memberikan kemudahan dalam mengidentifikasikan produk yang dikemas, seperti jenis dan kuantitasnya.
    • Memberikan informasi tentang merek dagang dan kualitasnya.
    • Menarik perhatian pembeli.
    • Memberikan keterangan pada pembeli tentang cara menggunakan produk yang dikemas.

    Menurut Erliza dan Sutedja (1987) bahan kemasan harus mempunyai syarat-syarat yaitu:

    • tidak toksik
    • harus cocok dengan bahan yang dikemas
    • harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan
    • dapat mencegah kepalsuan
    • kemudahan membuka dan menutup
    • kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi
    • kemudahan pembuangan kemasan bekas
    • ukuran, bentuk dan berat harus sesuai

    Menurut Winarno, et al. (1986) makanan yang dikemas mempunyai tujuan untuk mengawetkan makanan, yaitu mempertahankan mutu kesegaran, warnanya yang tetap, untuk menarik konsumen, memberikan kemudahan penyimpanan dan distribusi, serta yang lebih penting lagi dapat menekan peluang terjadinya kontaminasi dari udara, air, dan tanah baik oleh mikroorganisme pembusuk, mikroorganisme yang dapat membahayakan kesehatan manusia, maupun bahan kimia yang bersifat merusak atau racun. Beberapa faktor yang penting diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan adalah sifat bahan pangan tersebut, keadaan lingkungan dan sifat bahan pengemas. Sifat bahan pangan antara lain adalah adanya kecendrungan untuk mengeras dalam kadar air dan suhu yang berbeda-beda, daya tahan terhadap cahaya, oksigen dan mikroorganisme.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pangan sehubungan dengan kemasan yang digunakan menurut Winarno dan Jenie (1982) dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu golongan pertama kerusakan ditentukan oleh sifat alamiah dari produk dan tidak dapat dicegah dengan pengemasan, misalnya perubahan kimia, biokimia, fisik serta mirobiologi; sedangkan golongan kedua, kerusakan yang ditentukan oleh lingkungan dan hampir seluruhnya dapat dikontrol dengan kemasan yang dapat digunakan, misalnya kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan, absorpsi dan interaksi dengan oksigen. Berbagai jenis bahan digunakan untuk keperluan kemasan, diantaranya adalah bahan-bahan dari logam, kayu, gelas, kertas, papan, kertas.

    BAHAN PENGEMAS PLASTIK

      Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi (Syarief, et al., 1989).

      Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar (Syarief, et al., 1988).

      Menurut Eden dalam Davidson (1970), klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam yaitu:

      1. Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.
      2. Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.

      Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras (Flinn dan Trojan, 1975).

      Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebabkan polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu sifatnya kuat tapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat diberi warna. Kelemahan bahan ini adalah adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas. Berbagai jenis bahan kemasan lemas seperti misalnya polietilen, polipropilen, nilon poliester dan film vinil dapat digunakan secara tunggal untuk membungkus makanan atau dalam bentuk lapisan dengan bahan lain yang direkatkan bersama. Kombinasi ini disebut laminasi. Sifat-sifat yang dihasilkan oleh kemasan laminasi dari dua atau lebih film dapat memiliki sifat yang unik. Contohnya kemasan yang terdiri dari lapisan kertas/polietilen/aluminium foil/polipropilen baik sekali untuk kemasan makanan kering. Lapisan luar yang terdiri dari kertas berfungsi untuk cetakan permukaan yang ekonomis dan murah. Polietilen berfungsi sebagai perekat antara aluminium foil dengan kertas. Sedangkan polietilen bagian dalam mampu memberikan kekuatan dan kemampuan untuk direkat atau ditutupi dengan panas. Dengan konsep laminasi, masing-masing lapisan saling menutupi kekurangannya menghasilkan lembar kemasan yang bermutu tinggi (Winarno, 1994).

      Plastik berisi beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang sengaja ditambahkan itu disebut komponen non plastik, diantaranya berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap cahaya ultraviolet, penstabil panas, penurun viskositas, penyerap asam, pengurai peroksida, pelumas, peliat, dan lain-lain (Crompton, 1979).

      Plastik masih sering sulit dibedakan dengan resin karena tidak jelas benar bedanya. Secara alami, resin dapat berasal dari tanaman, misalnya balsam, damar, terpentin, oleoresin dan sebagainya. Tapi kini resin tiruan sudah dapat diproduksi dan dikenal sebagi resin sintetik, contohnya selofan, akrilik seluloid, formika, nylon, fenol formaldehida dan sebagainya (Winarno, 1994).

      Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebut polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Dalam plastik juga terkandung beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang ditambahkan tersebut disebut komponen nonplastik yang berupa senyawa anorganik atau organik yang memiliki berat molekul rendah. Bahan aditif dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar UV, anti lekat dan masih banyak lagi (Winarno, 1994).

      Menurut Erliza dan Sutedja (1987) plastik dapat dikelompokkan atas dua tipe, yaitu thermoplastik dan termoset. Thermoplastik adalah plastik yang dapat dilunakkan berulangkali dengan menggunakan panas, antara lain polietilen, polipropilen, polistiren dan polivinilklorida. Sedangkan termoset adalah plastic yang tidak dapat dilunakkan oleh pemanasan, antara lain phenol formaldehid dan urea formaldehid.

      Syarief et al., (1989) membagi plastik menjadi dua berdasarkan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu, yaitu:

      1. termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan.
      2. termoset: tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin.

      Plastik jenis termoset tidak begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit penanganannya juga volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat termoplastik (Moavenzadeh dan Taylor, 1995).

      Pada kemasan plastik, perubahan fisiko kimia pada wadah dan makanannya sebenarnya tidak mungkin dapat dihindari. Industri pangan hanya mampu menekan laju perubahan itu hingga tingkat minimum sehingga masih memenuhi syarat konsumen. Banyak ragam kemasan plastik untuk makanan dan minuman, beberapa contoh misalnya: polietilen, polipropilen, polistiren, poliamida, polisulfon, poliester, poliuretan, polikarbonat, polivinilklorida, polifenilinoksida, polivinilasetat, poliakrilonitril dan melamin formaldehid. Plastik diatas dapat digunakan dalam bentuk lapis tunggal, ganda maupun komposit, dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam plastik dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan (Crompton, 1979).

      Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan dibanding bahan pengemas lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat,termo platis dan selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2, CO2. Sifat permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik mampu berperan memodifikasi ruang kemas selama penyimpanan (Winarno, 1987). Ryall dan Lipton (1972) menambahkan bahwa plastik juga merupakan jenis kemasan yang dapat menarik selera konsumen.

      Secara umum, ciri-ciri plastik tersebut dapat diketahui secara mudah. Antara lain berada di bagian bawah dari pengemas plastik, berbentuk segitiga dan didalam segitiga tersebut terdapat angka-angka yang masing-masingnya mewakili karakteristik setiap pengemas plastik tersebut. Berikut ini penggolongan jenis-jenis plastik menurut (Purnamajati, 2010) :

      Jenis Ke-1

      Logo ini menandakan plastik tersebut berjenis Polyethylene Terephthalete (PETE). Kemasan ini sering kita temui sebagai botol plastik pengemas minuman. Kenampakan bahan pengemas ini bewarna beningng atau transparan. Perlu diperhatikan juga bahwa pengemas jenis ini sangat direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Hal ini dikarenakan jika terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air panas akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol akan meleleh. Hal ini dapat dilihat dari kenampakan botol yang semakin kusam jika terlalu sering dipakai. Resiko jangka panjangnya dapat menyebabkan kanker karena sifat polimer tersebut yang karsinogenik (menyebabkan kanker). Kegunaan dan sifat plastic jenis ini jelas, keras, tahan terhadap pelarut, tititk lelehnya 85ºC. biasanya digunakan untuk  botol minuman berkarbonasi,  botol juice buah, tas bantal dan peralatan tidur,  dan fiber tekstile.

      Jenis Ke-2

      Jenis ke-2 disebut dengan HDPE (High Density Polyethylene). Sering kita temui pada botol susu bayi yang bewarna putih susu, gallon air minum, kursi lipat dan lain-lain. HDPE mempunyai sifat yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE punya kemampuan untuk mencegahreaksi kimia antara kemasan plastik belabel HDPE dengan makanan/ minuman yang dikemasnya. Namun, hal yang cukup pelu diwaspadai karena pada kemasan ini terjadi pelepasan senyawa antimony trioksida yang terus meningkat seiring dengan intensitas pemakaiannya. Polietilen densitas tinggi sifatnya lebih keras, kurang transparan dan tahan panas sampai suhu 1000C. Campuran polietilen densitas rendah dan polietilen densitas tinggi dapat digunakan sebagai bahan pengganti karat, mainan anak-anak, dan lain-lain.

      Jenis Ke-3

      Pengemas dengan bernomor 3 ini disebut Polyvinyl cloride (PVC) merupakan jenis plastik yang sangat sulit untuk didaur ulang. Reaksi yang terjadi antara PVS dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi membahayakan ginjal, hati dan dapat mengganggu berat badan. Sehingga penggunaan plastik jenis ini sebisa mungkin untuk dihindari. Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan dapat diperoleh dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras sampai yang kaku keras. Banyak barang yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang dibuat dari PVC. Penggunaan PVC terutama untuk membuat jas hujan, kantong kemas, isolator kabel listrik, ubin lantai, piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk dompet, dan pembalut kabel.

      Jenis Ke-4

      Plastik dengan tera angka 4 ini disebut Low Density Polyethylene (LDPE) disebut juga thermoplastic karena terbuat dari minyak bumi. Karakter jenis plastik ini yaitu kuat, agak tembus cahaya, fleksibel, resisten terhadap senyawa kimia dibawah suhu 60oC dan punya daya proteksi tinggi terhadap air. Plastik ini dapat didaur ulang dan baik untuk barang-barang dengan tingkat fleksibilitas tinggi. Plastik jenis ini cukup baik jika digunakan sebagai tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini. Polietilen densitas rendah relatif lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk pembuatan kantong kemas, tas, botol, industri bangunan, dan lain-lain.

      Jenis Ke-5

      Jenis ini dilabeli dengan logo PP (Polypropylene) merupakan pilihan bahan plastik terbaik jika digunakan sebagai pengemas makanan dan minuman. Hal ini dikarenakan karakteristik bahan ini yaitu lebih kuat dengan daya tembus uao yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, dan stabil pada suhu tinggi. Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik polipropilen digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan pembuat karung.

      Jenis Ke-6

      Jenis ini dapat dikenali karena erdapat tanda PS (Polystyrene) yang merupakan salah satu polimer aromatik. Bahan ini sangat dihindari karena akan mengeluarkan senyawa styrene yang dapat mengganggu kerja otak, mengganggu kerja hormon estrogen pada wanita sehingga mengganggu sistem reproduksinya serta pertumbuhan dan sistem saraf. Selain itu, bahan ini juga sangat sulit untuk didaur ulang. Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna serta bersifat jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara kimia tidak reaktif. Busa polistirena digunakan untuk membuat gelas dan kotak tempat makanan, polistirena juga digunakan untuk peralatan medis, mainan, alat olah raga, sikat gigi, dan lainnya.

      Jenis Ke-7

      Untuk bahan pengemas dengan kode angka 7 terdiri atas empat jenis bahan. Yaitu Styrene acrylonitrile (SAN), Acrilonitrile butadine styrene (ABS), Polycarbonate (PC)
      dan Nylon. Sering ditemukan pada botol minuman, suku cafang mobil, alat rumah tangga, plastik kemasan dan lain-lain. Untuk jenis SAN dan ABS punya tingkat resistensi teinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuaatan, kaku serta tingkat kekakuannya yang tinggi. Sehingga plastik ini sangat baik digunakan sebagai pengemas makanan dan minuman.

      Namun, untuk plastik jenis PC yang notabene digunakan sebagai botol susu bayi sangat berbahaya karena menghasilkan Bisphenol-A yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma dan mengubah fungsi imunitas.

      Pemilihan Kemasan Plastik Untuk Bahan Pangan

      Sekarang telah terjadi perubahan permintaan konsumen dan pasar akan produk pangan, dimana konsumen menuntut produk pangan yang: bermutu tinggi, dapat disiapkan di rumah, segar, mutu seragam. Hal ini menyebabkan kemasan plastik merupakan pilihan yanng paling tepat, karena dapat memenuhi semua tuntutan konsumen seperti di atas. Jenis-jenis plastik yang ada di pasaran sangat beragam, sehingga perlu pengetahuan yang baik untuk dapat menentukan jenis kemasan plastik yang tepat untuk  pengemasan produk pangan. Kesalahan dalam memilih jenis kemasan yang tepat, dapat menyebabkan rusaknya bahan pangan yang dikemas (Anonymous a, 2010).

      Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum memilih jenis kemasan adalah: kemasan tersebut harus dapat melindungi produk dari kerusakan fisik dan mekanis, mempunyai daya lindung yang baik terhadap gas dan uap air, harus dapat melindungi dari sinar ultra violet, tahan terhadap bahan kimia. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ini maka kita dapat menentukan jenis kemasan yang sesuai dengan produk yang akan dikemas sebagai berikut (Anonymous a, 2010) :

      1. Produk Susu

      Kemasan plastik yang sesuai untuk produk-produk susu adalah LDPE dan HDPE. Kemasan yang baik untuk keju harus yang bersifat kedap terhadap uap air dan gas yang baik, misalnya nilon/ Polietilen, Selulosa, polietilen dan PET/PE.

      2. Daging dan Ikan

      • Daging segar dikemas dengan PVC yang permeabilitasnya terhadap uap air dan gas tinggi.
      • Daging beku dikemas dengan LDPE dan LDPE nilon.
      • Unggas dikemas dengan kantung laminasi dari etilen vinil asetat/polietilen (EVA/PE).
      • Daging masak dan bacon dengan E/PVDC/PA/PT/PETT atau kemasan vakum.
      • Ikan dan ikan beku dikemas dengan HDPE atau LDPE.

      3. Produk Roti

      • Roti yang mengandung humektan dikemas dengan kemasan kedap air.
      • Roti yang bertekstur renyah dengan kemasan kedap udara.
      • Cake (bolu) agar tidak kering dan bau apek dikemas dengan selulosa berlapis atau OPP

      4. Makanan Kering dan Serealia

      Untuk makanan kering dan serealia dikemas dengan kemasan kedap uap air dan gas seperti LDPE berlapis kertas atau LDPE/aluminium foil.

      5. Makanan Yang Diolah

      • Untuk makanan yang stabil seperti selai dan acar kemasan yang digunakan adalah plastik fleksibel dan jika akan diolah lagi digunakan gelas atau kaleng.
      • Konstruksi lapisan yang dibutuhkan untuk retort pouch adalah bahan-bahan seperti poliester atau poliamida/ aluminium foil/HDPE atau PEPP kopolimer.
      • Kemasan sekunder yang digunakan untuk distribusi adalah karton.

      6. Buah dan Sayur Segar

      Kemasan yang dipilih adalah kemasan yang mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap  CO2 agar dapat mengeluarkan CO2 dari produk sebagai hasil dari proses pernafasan. Jenis kemasan yang sesuai adalah polistiren busa seperi LDPE, EVA, ionomer atau plastik PVC.

      7. Kopi

      • Dikemas dengan kemasan hampa seperti foil/poliester yang sudah dimetalisasi dan PE.
      • Untuk kemasan kopi instan digunakan PVC yang dilapisi dengan PVDC, tapi harganya masih terlalu mahal.

      8. Lemak dan Minyak

      Digunakan kemasan PVC yang bersih dan mengkilap. Pengemasan mentega dan margarin dilakukan dengan polistiren.

      9. Selai dan Manisan

      • Dahulu digunakan polistiren dengan pencetakan injeksi.
      • Saat ini digunakan PVC berbentuk lembaran.

      10. Minuman

      Untuk minuman berkarbonasi maka dipilih kemasan yang kuat, tahan umbukan dan benturan, tidak tembus cahaya dan permeabilitasnya terhadap gas rendah, sehingga jenis kemasan yang sesuai adalah poliakrilonitril. Untuk minuman yang tidak berkarbonasi maka dipilih kemasan berbentuk botol yang mengalami proses ekstrusi yaitu Lamicon yang berasal dari PE dan lamipet (bahan yang mengandung 95% polivinil asetat saponifiliasi).

      11. Bahan Pangan lain

      Garam dikemas dengan HDPE karena sifat perlindungannya terhadap kelembaban yang tinggi. Bumbu masak dikemas dengan LDPE yang fleksibel. Makanan beku dengan LDPE dan EVA.

      1. Simbol Kemasan Plastik (anonymous, 2010)


      Plastik memiliki bermacam-macam kegunaan. Untuk mengetahui yang mana plastik untuk makanan dan minuman dan yang mana yang bukan, maka harus dibedakan plastic jenis yang satu dan lainnya berdasarkan symbol yang tertera pada plastic tersebut. Berikut symbol plastic berdasar kegunaannya:

      • Simbol Food Grade : bergambar gelas dan garpu yang artinya wadah tersebut aman untuk digunakan untuk makanan dan minuman.
      • Simbol Non Food Grade : gambar garpu dan gelas dicoret. Artinya wadah tersebut tidak didesain untuk wadah makanan, karena kandungan zat kimia di dalamnya bisa membahayakan kesehatan.
      • Simbol Microwave Save : gambar garis bergelombang. Wadah aman untuk digunakan sebagai penghangat makanan di dalam microwave, karena tahan suhu yang tinggi.
      • Simbol Non Microwave : gambar garis bergelombang dicoret. Wadah tidak boleh digunakan untuk menghangatkan makanan di dalam microwave, karena tidak tahan suhu yang tinggi atau panas.
      • Simbol Oven Save : gambar oven (dua garis horizontal), yang artinya aman digunakan sebagai penghangat makanan di dalam oven. Meskipun terbuat dari plastik, wadah ini tahan suhu tinggi.
      • Simbol Non Microwave : gambar dua garis horizontal dicoret. Artinya, wadah tidak tahan suhu tinggi.
      • Simbol Grill Save : gambar pemanggang atau grill (tiga segitiga terbalik), menandakan wadah aman digunakan untuk suhu tinggi. Jika gambar dicoret artinya wadah tidak boleh digunakan untuk memanggang.
      • Simbol Freezer Save : gambar bunga salju, yang menunjukkan wadah aman digunakan untuk menyimpan makanan atau minuman dengan suhu rendah atau beku. Sebaliknya, jika gambar dicoret maka wadah tidak boleh untuk disimpan dalam lemari pendingin.
      • Simbol Cut Save : gambar pisau, yang berarti wadah aman digunakan sebagai alas saat Anda memotong bahan-bahan makanan. Sebaliknya, jika gambar pisau dicoret, artinya tidak untuk wadah memotong.
      • Simbol Dishwasher Save : gambar gelas terbalik. Wadah aman untuk dicuci dalam mesin pencuci. Namun jika gambar gelas dicoret, artinya gelas harus dicuci manual.

      Penggunaan Plastik yang Aman

      Penggunaan plastik sebagai kemasan pangan semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri plastik. Namun demikian, adanya berbagai kajian mengenai plastik, terutama dampaknya terhadap kesehatan, telah membuka wawasan para konsumen untuk lebih bijak dalam penggunaan plastik sebagai kemasan pangan. Pada prinsipnya, tidak ada satu pun jenis plastik yang mutlak aman untuk kemasan pangan. Keamanan penggunaan plastik sebagai kemasan pangan didasarkan pada jumlah migran/monomer plastik (bahan-bahan kimia yang membentuk plastik) yang bermigrasi ke dalam pangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah migran dari pengemas ke dalam pangan antara lain adalah consentrasi migran; kekuatan ikatan/mobilitas bahan kimia dalam pengemas tersebut; ketebalan kemasan; sifat alami pangan dalam kaitan kontak dengan pengemas (kering, berair, berlemak, asam, alkoholik); kelarutan bahan kimia terhadap pangan; lama dan suhu kontak.

      Beberapa jenis plastik yang relatif aman digunakan sebagai kemasan pangan adalah PP, HDPE, LDPE, dan PET. Keamanan kemasan dapat dikenali dari logo atau tulisan yang tertera, misalnya , tulisan ‘aman untuk makanan’ atau food safe / for food use /
      food grade. Logo atau tulisan atau kode plastik tersebut biasanya dicetak timbul pada benda plastik yang bersangkutan. Walaupun begitu, banyak juga kemasan plastik yang tidak mencatumkan logo atau keterangan apapun sehingga kita sebagai konsumen harus lebih berhati-hati dalam penggunaannya. Secara umum, bila ditinjau dari sifatnya, sebaiknya kemasan plastik tidak digunakan untuk pangan yang bersifat asam, mengandung lemak atau minyak, terlebih dalam keadaan panas. Jika memungkinkan, gunakan alternatif lain sebagai kemasan pangan, misalnya kaca/gelas.

      Mesin Pengemas Plastik

      Mesin Pengemas Plastik (Plastic Film Sealer) berfungsi sebagai alat pengemas kemasan plastik dengan pengoperasian tangan maupun kaki. Mesin pengemas plastik atau plastic film sealer mempermudah pelaku ukm dalam pengemasan produk usahanya untuk dapat disajikan ke konsumen dengan layak, menarik, dan sesuai dengan standar pengemasan yang berlaku. Mesin usaha ini adalah alat yang digunakan untuk pengemasan menggunakan media plastik untuk mengemas makanan ringan maupun produk lain yang menggunkan kemasan plastik. Misalnya: untuk mengemas bungkus makanan ringan, dll (Anonymous b, 2010).

      Spesifikasi Teknis Mesin Pengemas Plastik (Plastic Film Sealer)

      Tipe

      PFS 300

      FRP 300

      Power Consumption

      300 W

      200 W

      Panjang seal maksimal

      300 mm

      300 mm

      Lebar seal

      2 mm

      2 mm

      Ketebalan seal maksimal

      2 x 0,15 mm

      2 x 0,15 mm

      Impulse Power

      Berat Mesin

      4 kg

      8,6 kg

      (Anonymous b, 2010)

      Semi Automatic Cup Sealer (FRG-2001B)


      External Vacuum Packager (DZ280A)

      Mesin pengemas vakum ini adalah peralatan yang bisa Anda gunakan semi otomatis untuk mengemas produk secara vakum (tanpa udara, udaranya dihilangkan). Dengan pengemasan secara vakum, maka produk yang Anda kemas akan aman dari oksidasi, kerusakan biologis, dan bisa lebih bertahan lama dan tetap fresh. Mesin ini bisa Anda gunanakan untuk produk apa saja. Produk-produk yang cocok dikemas dengan mesin ini antara lain : bakso, ikan, roti, makanan agar lebih awet, dll (Anonymous c, 2011)



      3 responses

      1. maaf,mau nanya klo bakso dikeringkan di kemas plastik nylon tanpa di frezer kira2 bisa bertahan berapa lama..tlg di balas.trima kasih.

        26 April 2013 pukul 08:41

        • sirossiris

          belum bisa ditentukan secara kasar sih karena bakso dari bahan daging jadi resiko terkena kontaminan (penyebab kebusukan maupun penghasil toksin cukup tinggi) apalagi kalau disimpan disuhu ruang..apalagi kalau proses pendahuluannya cuma sekadar pengeringan tanpa ada penambahan bahan pengawet yang aman..

          26 April 2013 pukul 22:32

      2. Yah susah jaman sekarang masih menggunakan plastik….
        Mending menggunakan kemasan dari kertas. Cek di sini http://www.greenpack.co.id/

        24 April 2014 pukul 10:44

      Tinggalkan komentar

      Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.